Sabtu, 03 Januari 2015

Di tubruk aja biar gokil ( Cerpen by Dian adrian/@adriancorpse )

                                                Di tubruk aja biar gokil

Beberapa minggu kebelakang dimana amud dan seorang temannya yang bernama aji, saat itu mereka akan mengambil sebuah booklet (booklet apaanlah tak penting benda itu) di sekolahnya yang terletak di daerah batujajar,sekalian dengan ijazah amud yang kenbetulan belum dia ambil, aji meminta amud untuk mengantarnya malam itu. tak lama kira- kira siang di hari sabtu kalau gak salah.
Akhirnya aji tiba juga di rumah amud dengan memakai motor drugnya. Brem....brem..... prekecesss, begitulah suaranya kira- kira.

Merpatiku kejebur sumur ( Cerpen by Dian adrian/@adriancorpse )

                                                       Merpatiku kejebur sumur

Ini cerita saya waktu umur 9 tahun. Mungkin agak lupa alur ceritanya tapi saya sekarang mencoba mengingat sedikit - demi sedikit. cerita ini berawal saat umur saya 9th dan akhirnya saya masih lupa. Tapi sekarang ingat lagi.

Waktu umur saya 9th. Saya bernama dian adrian rustian, sekarang juga masih begitu belum diganti. saya menyayangi ibu saya, dan akhirnya tak jadi saya ganti. Lebih baik saya jungjung tinggi Nama yang diberikan Orang tua saya sebagaimana anugrah dari tuhan.
Lanjut cerita
kala itu saya sebenarnya sangat menyayagi binatang - binatang atau hewan apapun yang penting bukan kamu. Tapi sesungguhnya saya takut sama ular king kobra loh, apalagi disuruh tidur bareng, kaya orang yang maniak binatang peliharaan, saya takut bukan karena bisanya yang berbahaya melaikan bagaimana nanti kalau pas saya bangun tidur si ular bilang

Kamis, 11 September 2014

Maling tanaman hias ( cerpen by Dian adrian/@adriancorpse )



                                                                Maling tanaman hias

Sekolah ini adalah sekolah dengan fasilitas yang mulai agak berkembang dari lab komputernya, ruang seninya, perpustakaannya, dan banyak lagi yang sedang mulai di tata, terletak beberapa kilo agak jauh dari jalan raya, lalu terkenal dengan ciri khas alat transportasinya yaitu delman, ketika masuk kita disuguhi oleh gerbang yang terbuat  dari besi berwarna hitam, dan dijaga oleh seorang manusia yang mengaku penjaga sekolah, dengan memakai pakaian seragam serba hitam panggil saja siapa ya, saya lupa lagi siapa si penjaga sekolah itu, entahlah siapa, pokoknya sekarang dia masih manusia ko, sekolah ini terletak disebelah kiri jalan, jika kita akan pergi menuju daerah maroko, salakopi, cihamirung dan tempat – tempat tersembunyi lainnya, gerbang itu masih ada terpampang jelas di atas gerbang tersebut, yang  bertuliskan SMPN 1 Cihampelas, saya bangga dengan mantan sekolah saya itu, walau mereka tak bangga dengan saya, entah hari apa lupa saya, hari saat siswa dan siswi, akan menerima buku yang bertuliskan nilai – nilai berbentuk angka, buku itu berwarna biru yang selalu ditakutkan oleh teman – teman saya,  sebut saja teman – teman saya itu dengan panggilan asep, badong, andrianto, dan deden saat akhir semester tiba.

Cocacola palsu ( cerpen by Dian adrian/@adriancorpse )



Cocacola palsu

Hari apa lupa saya, waktu itu warawiri(group yang belum resmi) mempunyai acara yang diadakan di tempat teman kita, teman kita itu sebut saja aji namanya, untuk merayakan hari ulang tahun teman kita mas rendi, sore – sore teman saya aji, yogi, dan rendi, datang kerumah saya, rendi membawa nasi goreng saat itu karena saya minta dia membelikannya, tapi itu bukan buat saya nasi goreng itu untuk diberikan kepada cacing di perut saya yang saat itu mulai mengamuk.Sore itu mereka datang rendi membawa nasi goreng pesanan saya hihi,

“ nih ren saya ganti uangnya “ saya
“ iyah bro gak apa apa “ rendi
 “ nih nasinya yan” rendi sambil memberian kantong  kresek
“ ayo kita party rendi ulang tahun nih “ aji
“ huuh yan di traktirrr “ yogi
“ haha iyah soklah apa saja “ ujar mas rendi
“ siaap saya siap mun gratisan mah wkwkw “ saya

Saya lansung meminta ijin kepada ibu untuk tidur di rumah aji, beliau memberi ijin, karena aji, rendi, yogi adalah anak – anak yang baik saat itu, tetapi cuman saat itu, sekarangpun baik tapi enggak tau masih atau enggak. Sayapun pamit biasa salam dulu, seperti manusia yang mau berangkat haji kala itu, dan akhirnya kita berangkat, perjalanan jauh dari ciraden ke citapen bayangkan jika kita tak pakai motor, bisa menempuh waktu kurang lebih 15 menit. Dan tak lama karena perjalanan sangat jauh rendi mengajak kita untuk kewarung, sebut  saja alfamart ciraden kala itu,
sekarang gak tau udah ganti atau belum tuh namanya, warung itu saingan dengan sb mart di sebelahnya, lalu dengan biasa, kita masuk kedalam warung tersebut, tanpa mengucapkan salam, masuk ya masuk aja karena menurut kami, kami belum pernah mendengar manusia yang masuk ke warung itu dengan mengucapkan salam.

“ ren beli apa ? “ aji
“ apa ajalah “ mas rendi
“ diam kalian ikuti aku jangan berisik aku bisa beli tiga bayarnya dua ! “ saya menyela
“ gimana caranya bro “ mas rendi
“ calm tungguan penjaga nya lengah “ saya
“ hmmm “ yogi

Kamipun melihat situasi didalam apakah penjaganya membuntuti kita atau tidak, soalnya kami manusia yang beriman, karena saya berencana untuk mencari makanan beli dua geratis satu itulah rencana kami, kamipun mencari – cari diskon di rak – rak senack dan minuman yang ada, dan akhirnya kami menemukan banyak, lalu tak banyak bicara, kami beli banyak makanan dan minuman, dengan administrasi yang ditanggung manusia yang ulang tahun saat itu, ya benar itu mas rendi. Kami meninggalkan warung yang menguntungkan itu. Buat kami beli 2 gratis 1 seperti amal jika kita berbuat baik maka kita akan diberikan kebaikan yang lebih oleh allah swt. Setelah itu akhirnya kami sampai di rumah aji. Tapi saya dan yogi tak masuk kerumah, karena kami  akan membeli minuman saat itu.

Maling sendal ( cerpen by Dian adrian/@adriancorpse )



Maling sendal

Saat itu tugas mulai menumpuk dari sekolah, kami perlu menyelsaikannya dengan secepatnya di warung internet sebut saja sekarang dengan sebutan warnet. Saya lupa akan tugas apa waktu itu, apa sajalah yang penting itu sangatlah penting bagi saya, dan tugas ini harus cepat dikerjakan secepat mungkin, saya mengerjakannya dengan teman saya kala itu, tapi saya tak tau dia menganggap saya teman atau tidak kala itu, biarlah saya tak peduli dengan itu karena saya lebih peduli dengan beresnya cerita ini, teman saya itu bernama rendi ya panggil saja dia begitu, saya bersamanya terbang dengan menggunakan motor viksen punyanya saat itu, karena jarak yang sangat jauh dari sekolah saya yang berada di batujajar menuju jalan ciranden – citapen. Setelah menempuh perjalanan jauh saya dan rendi mulai berkenalan dengan warnet yang tak sengaja kami lihat.

“ Yan di warnet ini saja “  ujar rendi sambil turun dari motor
“ Iyah ren kayanya kecepatan warnet ini lumayan” saya
Kita masuk kedalam warnet tersebut
“ bang ada yang kosong ? “ rendi
“ ada banyak “
“ ok “ saya

Tak lama, saat kita sedang asyik – asyik mengerjakan tugas paksaan dari guru kita, kita mulai tak sengaja telah menyelsaikan tugas itu dengan cepat, lalu kami berdua mulai beranjak dari tempat kita, dan membayar berapa uang yang akan diminta oleh penjaga warnet itu, setelah membayar administrasi kami mulai pergi untuk kembali lagi  kesekolah,  pas saat saya dan rendi keluar, rendi agak kebingungan mencari – cari sesuatu, dengan kepala tertunduk kebawah, ternyata dia kehilangan alas kaki yang dia pakai kala itu, sebut saja sendal itu dengan sebutan sendal eger,  sendal eger kala itu  banyak dicari oleh kalangan maling, sialnya maling itu manusia.

“ yah sendal aku ilang nih “ rendi
“ wah masa ren coba cari dengan teliti barang kali keselip sama sendal yang lain”
“ yah yan iya bener nih gak ada “ rendi

Saat kita berdua sedang sibuk mencari cari sendal rendi yang hilang, seketika saya melihat manusia yang agak mencurigakan, kelihatannya mereka mau pergi meninggalkan warnet yang sama dengan kami, memakai motor berwarna hitam, dan membawa kantong yang di slendangkan, mereka berdua, tapi manusia itu seperti menyadari kita, tak tau kenapa lalu mereka lekas pergi saat itu, kalau gak salah dengan kecepatan penuh biurrr, langsung mereka pergi. lalu saya curiga, mengajak rendi dan membiarkan fokus nya pindah untuk mengejar si dua manusia tadi itu.
“ ren ayo kita tanyain sama orang yang tadi pergi “
“ iyah yan ayo “ rendi gelisah sambil naek motor nyeker
Lalu kami pun pergi dengan kecepatan tak sepelan tadi, dan kamipun berhenti di sebuah pos ronda, dimana manusia yang kami kejar, tak sengaja terlihat oleh kami dan mereka  sedang  asyik – asyik berbincang – bincang. Lalu kami menghampiri mereka.

“ hey kalian melihat sendal teman saya tida ? “ saya
“ hah sendal apa “ belaga gak tau tapi agak terkejut ( reuwas )
“ sendal eger ? “ ujar rendi

Kelihatannya mereka panik, keduanya seperti menyembunyiakan sesuatu, saat itu mereka membawa kantong yang sudah saya bilang tadi, meski ini agak tak sopan bagi saya, tapi saya mulai hilang kesabaran karena mereka sangat mencurigakan dan seperti menyembunyikan sesuatu, lalu saya mencoba memeriksa kantong manusia tersebut
“ lihat kantongnya sini “ saya
“ tidak ada , hanya sendal saya inimah “
“ iyah lihat sebentar “ saya maksa sedikit

Dan akhirnya saya memeriksa kantongnya, tapi tak ada satupun sendal yang mirip dengan rendi, eh salah maksudnya mirip sendal nya, lalu saat saya sedang memeriksa, ternyata rendi sedang fokus kepada temannya yang satunya lagi, rendi heran ko anak itu sepertinya lebih  ketakutan daengan adanya kami, seperti dia menyembunyikan kakinya dari sesuatu, lalu rendi melihat dia membuang badan ke belakang pos ronda untuk menyembunyikan kakinya dari sesuatu, akhirnya rendi pun sadar dan melihat seklibat sendalnya yang sedang si manusia itu pakai, benar mirip dengan punya rendi itu sendal.

“ Yan yan itu sendalku” ujar rendi
“ mana ren ? ” saya
“itu tuh di anak itu yan “
  Merekapun panik dan malu lalu saya bilang
“ kalau mau maling ijin dulu lain kali “ ujar saya kepada mereka